Kenangan Yang Tertinggal di Desa Munjungan Trenggalek

 

Kenangan di Desa Munjungan Trenggalek


Hai, halo

Sepertinya sudah lama sekali aku tidak mengunggah tulisan di rumah maya satuku ini. Fokus untuk menghidupkan griya utama. Supaya di tahun ini ada perubahan ke arah yang lebih baik, jadi sebaiknya aku akan mulai kembali membagikan beberapa artikel yang ingin aku tulis dalam situs yang baru saja berganti domain ini. Daripada kebanyakan intro, lebih baik simak hingga akhir artikel ini ya, teman PM.


Sebenarnya aku bingung untuk niche traveling dalam website perempuanmei.my.id ini akan aku tulis dengan cerita perjalanan apa ya, yang sekiranya ringkas untuk permulaan begitu. Sudah memikirkan dengan stok foto yang ada. Dan akhirnya pilih saja yang mudah dan berkesan begitu. Hingga terpilihlah sedikit perjalanan atau kenangan dengan salahsatu desa di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur ini. Yaitu Desa Munjungan.


Pertama Kali ke Desa Munjungan Trenggalek


Awal mula kenal dan berkunjung ke Trenggalek bukan ujug-ujug ya. Tentu ada sebab-sebab tertentu. Dikarenakan kakakku ada yang dapat orang sana. Sehingga, nggak ada salahnya jika aku bersilaturahmi dan mengetahui bagaimana tempat tinggal saudaraku dan keluarganya di sana. Seperti lingkungannya. 


Dan impresi pertama yang menggambarkan Desa Munjungan, Trenggalek untuk aku yang baru melakukan perjalanan jauh saat masih duduk di bangku sekolah dasar itu adalah. Mabuk perjalanan, dan pemandangan hijau yang asri. Bisa membayangkan tidak?


Ya, aku dulu super banget mabuk perjalanan. Sehingga sangat menyiksa diriku saat naik kendaraan. Herannya, ketika sampai di tempat tujuan hilang sudah rasa mabuk dan lelahnya. Kecuali mau balik lagi ke tempat tinggalku. Karena perasaan cemas dan was-was harus menghadapi mabuk perjalanan kembali saat di kendaraan.


Back to Desa Munjungan ya.


Saat itu aku masih kelas VI SD bersama nenek, ibu, kakak, dan sepupu, berangkat ke Munjungan Trenggalek mengendarai transportasi umum, bis. Sepanjang perjalanan, semuanya mabuk kecuali nenek yang sudah terbiasa melakukan perjalanan jauh antar pulau. Di tahun 2005 saat itu. 


Begitu sampai di bawah kaki gunung sebelum menuju Desa Munjungan, kami perlu menaiki kendaraan yang khusus dan disediakan oleh warga yang memang tinggal di sana. Jadi, tidak boleh atau tidak dianjurkan menggunakan kendaraan pribadi. Karena kami perlu melewati beberapa jurang dan tebing tinggi. Kalau ngotot kendaraan pribadi dikhawatirkan terjun ke jurang. Sebab pengaturan mesinnya berbeda dengan warga yang memang tinggal di atas atau di balik gunung tersebut.


Sehingga kami memutuskan untuk menaiki transportasi yang memang tersedia untuk menuju Desa Munjungan tersebut. Alhamdulillahnya selama perjalanan ini tidak mengalami mabuk. Badan sudah loyo juga, tapi terobati dengan pemandangan pegunungan yang hijau. Walau menyeramkan. Karena jalanannya ada yang menukik begitu.


Sepanjang perjalanan tidak henti-hentinya mengucap masyaallah karena takjub dengan keindahan alam pegunungan di sekeliling kami.


Kurang lebih 1 jam akhirnya kami sampai di salahsatu hunian dekat pematang sawah, yang tak lain adalah kediaman kakakku. Alhamdulillah bisa sampai tanpa kurang apapun. Walau setelah itu aku sudah tidak berdaya hingga malam harinya. Sebab di pagi hari aku sudah kembali ceria, bertemu dan bermain dengan sepupu dan juga keponakan yang tak lain adalah anak dari kakakku. 


Kalau diingat-ingat kembali, cukup lama juga perjalanan saat itu. Walau akhirnya kami ke Desa Munjungan kembali di tahun 2019. Meski demikian, kenangan di desa ini setiap kali kami kembali mengunjunginya selalu berbeda suasanananya. Yang pasti rasa takjub tidak berhenti dilontarkan. 


Mungkin di artikel berikutnya, aku akan berbagi kembali cerita saat berada di Trenggalek. Atau justru tulisan mengenai catatan perjalanan di kota lain. nantikan di postingan berikutnya ya sobats. Anyway, kamu pernah berkunjung ke Trenggalek kah? Share ya nanti di bawah.


Semoga informasi yang aku bagikan kali ini bermanfaat, jangan lupa tinggalkan komentar kamu di kolom yang telah disediakan. Feel free to drop your comments


Tabik ~

Perempuan Mei


Related Posts

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Subscribe Our Newsletter